Alhamdulillah Kita senantiasa bersyukur kepada Allah atas segala
ni’mat dan karunianya yang diberikan kepada kita, yang tidak ada ni’mat
yang dirasakan oleh setiap hamba melainkan dari Allah.
Dan diantara ni’mat yang sangat besar yang Allah anugrahkan kepada
ummat manusia adalah bahwasanya Allah mengutus ditengah-tengah ummat
manusia seorang Rasul yang mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada
cahaya an memberi petunjuk mereka kejalan yang lurus dengan izin Allah
“sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang
beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari
golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,
membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan
Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”(QS. Ali Imran:164)
Disamping sebagai sebuah ni’mat yang besar, beriman kepada Rasul
merupakan kewajiban setiap manusia, di dalam islam dia termasuk didalm
rukun iman yang mana tidak akan tegak dan diterima keimanan seseorang
tanpa mengimaninya.
Sebagaimana yang disabdakan oleh nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam
ketika beliau ditanya oleh malaikat jibril tentang apa itu iman
sebagaimana yang disebutkan didalam sahih muslim dari sahabat umar bin
khattab rhadiallaahu ‘anhu :
Kemudian ia(Jibril) bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.
Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”
Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”
Oleh karena itu Persaksian terhadap Muhammad shalallaahu ‘alaihi
wasallam sebagai Rasul Allah merupakan salah satu syarat masuk islamnya
seseorang sebagaimana didalam Syahadatain yang menyandingkan antara
Persaksian akan keesaan Allah dan Muhammad shalallaahu ‘alaihi wasallam
sebagai Rasul Allah.
Didalam Persaksian kita kepada Nabi Shalallaahu ‘alaihi wasallam, terkandung dua rukun yang harus dipenuhi
- Bahwasanya Muhammad shalallaahu ‘alaihi wasallam adalah hamba Allah (‘abduhu)
Yaitu meyakini bahwa nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam adalah hamba
Allah, manusia biasa yang tidak memiliki derajat ketuhanan sebagaimana
yang di yakini oleh sebahagian orang
Firman Allah :
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (Qs. Al Kahfi :110)
Hal ini akan menafikkan sikap Ifrath 9berlebih-lebihan pada sebagian
manusia yang menempatkan Rasulullah pada sesuatu yang merupakan
kekhususan Allah, seperti kalangan Suffi yang meyakini bahwa Rasulullah memiliki andil dalam pengaturan alam ini.
- Bahwasanya Muhammad shalallaahu ‘alaihi wasallam adalah Rasul Allah (Rosuuluhu)
Yaitu bahwasanya meskipun Muhammad shalallaahu ‘alaihi wasallam
adalah manusia biasa akan tetapi beliau adalah Nabi yang dipilih oleh
Allah dan seorang Rasul, sehingga memiliki hak2 sebagai Rasul yang harus
dipenuhi oleh ummatnya
Firman Allah :
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama
dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang sesama mereka. (QS. Al Fath:29)
Dan bahwasanya Rasulullah tidak berkata2 atas hawa nafsu beliau akan tetapi wahyu yang diwahyukan kepadanya oleh Allah
Firman Allah :
1. demi bintang ketika terbenam.
2. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.
3. dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
4. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
(QS. An Najm:1-4)
Keyakinan ini akan menafikkan sikap Tafrith (meremehkan) dari
sebahagian manusia yang tidak memenuhi hak-hak rasulullah kepada mereka,
seperti tidak menjadikan rasulullah sebagai suri tauladan dalam segala
kehidupan mereka, mengada-adakan dalam urusan Agama, bahkan mengingkari
Sunnah rasul, dan menganggap hadits tidak termasuk kedalam sumber hukum
islam, Wal’iyaudzubillah
Demikianlah penjelasan ringkas mengenai Syahadat terhadap nabi Muhammad shalallaahu ‘alaihi wasallam
0 komentar:
Posting Komentar